AKHIR YANG PASTI
Hidup yang sedang kita jalani
ini, apapun yang terjadi, nanti akan berujung pada akhirnya. Inilah ujung kehidupan
manusia: akhirnya…..
Sebagai contoh : mahasiswa yang sudah melewati semester 9, 10, 11 masih berstatus sebagai mahasiswa. Tapi, di semester ke
14 dia diwisuda. Maka kita katakan: akhirnya lulus juga.
Begitulah hidup, pasti ada
akhirnya. Akhir dari segala akhir yang pasti selalu ada. Yakni MATI…
...............MATI ADALAH AKHIR YANG PASTI...................
Mati sebagai akhir
yang pasti. Mati bisa menepikan akhir-akhir yang lain. Misalnya, orang miskin
akhirnya kaya, mahasiswa akhirnya lulus, orang gagal akhirnya berhasil, dst.
Semuanya itu menjadi ternafikan ketika bertemu dgn akhir dari segala akhir, yakni mati.
Karena setiap manusia nanti pasti akan mati, maka apa yang
dibutuhkannya saat mati nanti?
Apakah kekayaan?
Apakah kecantikan? Ataukah popularitas?
# Cerita 1:
Ada orang yang sedang sekarat. Kemudian teman bisnisnya datang dan mengatakan,“Wah.. pak, proyek
kita berhasil. Keuntungannya lumayan besar
lho, nanti kita bagi dua ya keuntungannya,,, “ Kabar tersebut sebenarnya menjadi berita gembira. Tapi, apakah kabar tersebut dibutuhkan saat sakaratul maut? Tentu saja tidak. Yang dibutuhkan adalah
pertolongan Allah agar ia bisa meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Lalu, apa
yang kita butuhkan saat sakarotul maut? Yang kita
butuhkan ada 3, yakni :
1.
Tenang
2.
Ikhlas
3.
Ingat Allah
Ketiga hal tersebut bergantungdari apa yang dilakukan manusia ketika ia hidup. Ia menjadi orang yang
seperti apa saat hidup. Kondisi saat sakarotul maut adalah bergantung pada kondisi saat manusia hidup.
Ingatlah pada apa yang Allah tuntunkan atas diri kita dalam QS Ali Imran : 192, “Ya Tuhan
kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh Engkau telah hinakan dia, dan tidak ada bagi orang-orang yang dzolim
seorang penolongpun”
Orang yang baik adalah orang yang akhlaknya baik.
Baiknya akhlak mencakup 3 hal, yakni :
-
Berakhlak baik
pada Allah
-
Berakhlak baik
pada sesama
-
Berakhlak baik
pada diri sendiri
Cirri orang baik adalah husnul ittishal (baiknya hubungan), yaitu pada Allah, sesama, dan
diri sendiri.
Husnul ittishal pada Allah dilakukan dengan amal, minimalnya
yaitu selalu ingat Allah. Menyandarkan segala yang terjadi dalam hidup ini
hanya pada Allah. Dengan keyakinan bahwa inilah yang terbaik. Pasti
dibalik semua yang terjadi ada hikmahnya. Hanya saja, kita yang terkadang belum menemukannya. Ingat kepada Allah yang seperti ini dijaga terus, maka ini akan menjadi saham bagi hadirnya ingat Allah saat sakaratul maut.
Husnul ittishal pada sesama wujudnya : ikhlas. Lepaskan dengan lapang… orang yang
baik yaitu ketika melihat saudara kita sedang melakukan sesuatu yang merugikan
dirinya maka dicegah/dinasihati. Inilah yang menjadi saham bagi hadirnya
ikhlas saat sakaratul maut.
Husnul ittishal pada diri sendiri wujudnya : tenang. Tenang dalam segala situasi dan
kondisi. Orang dihina jengkel, jengkel itu enak tidak? Tidak…
Yang tenang adalah hati dan pikirannya, dengan demikian
badan akan juga tenang. Bukan berarti tidak cepat/cekatan dalam bertindak. Ini
ada kaitannya dengan husnul ittishal
billah (ingat kepada
Allah). Jika hubungannya
baik, maka idealnya ia pun akan tenang dalam segala hal, dan juga bisa ikhlas.
Semuanya saling berkaitan…
Ingat Allah, ikhlas, dan tenang ini menjadi tabungan saat kita nanti sakaratul maut. Akan hadir dengan sendirinya…
# Tambahan tentang
kematian
Kalau ada orang yang tidak nikah-nikah masalah tidak? Tidak…karena pada
akhirnya mati juga.
Kalau ada orang yang tidak lulus-lulus masalah tidak? Tidak…karena pada
akhirnya mati juga.
Rugi tidak orang yang lulus dengan IP 4 mendapat pujian
dari banyak orang, kebanggaan, dst…tapi ternyata pas turun dari tangga terus
kepeleset dan sakaratul maut, dan yang terakhir diucapkannya adalah kata-kata yang tidak
baik, ini menunjukkan
bahwa ia meninggal dalam keadaan
su’un khotimah.
Bismillaah sebagai bentuk permohonan
kepada Allah agar kiranya Allah menampakkan kasih sayangnya kepada kita
melalui kata-kata kita. Sehingga kata-kata kita merupakan wujud dari pantulan kasih sayang
Allah Ta’ala. Dan bismillaah itu pun wujud maklumat kita pada ALLAH. Ya Allah , saya berbicara
atas rahmat-Mu…maka tampakkan rahman dan rahim-Mu dalam
aktivitas kami ini….
Karena bismillaah ini adalah doa, Maka ucapkanlah dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, dan
sepenuh keyakinan.
Sakit-sakit kita di dunia insya Allah akan mengurangi sakit kita saat sakaratul maut. Lelah-lelah kita menjadi tabungan ikhlas saat sakaratul maut.