AL QIYADAH WAL
JUNDIYAH
Judul Asli
: Bainal Qiyadah Wal Jundiyah
Oleh :
Syaikh Mushthafa Masyhur
Islam tidak rela atas ketidakberdayaan
ummatnya dalam menghadapi kenyataan. Islam tidak menghendaki kaum muslimin lemah
dan takluk kepada musuh–musuhnya. Setiap muslim wajib bergerak dan berjuang
serta berkorban untuk menegakkan Islam, membangun Daulah dan Khilafah. Karena
itu perjuangan melalui amal jama’i yang digerakkan sebuah jama’ah Islam yang
menyeru penggabungan untuk persatuan kaum muslimin seluruh dunia, harus
tersusun rapih, kuat dan terkoordinasi. Seluruh organisasi atau bangsa–bangsa,
asas keberhasilannya, kebangkitan dan pembangunannya ialah adanya manhaj
tertentu, pimpinan dan anggota kelompok yang bergerak dengan manhajnya. Apapun kedudukan,
jabatan dan peringkatnya, setiap aktifis da’wah tetap memikul amanah dan
berbagai tanggung jawab, bukan suatu kemegahan dan kebanggaan.
A.
AMANAH,
TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN DAN ANGGOTA.
I.
Hal – Hal Yang Membantu Terlaksananya
Tugas Pemimpin :
a.
Ikhlas karena ALLAH semata, selalu
bertindak benar dan jujur kepada-Nya.
b.
Peka terhadap pengawasan dan penjagaan
ALLAH SWT.
c.
Memohon pertolongan dan perlindungan
ALLAH dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
d.
Memiliki rasa tanggung jawab besar.
e.
Memberikan perhatian yang cukup kepada
masalah tarbiyah dan menyiapkan kader penerus.
f.
Terjalinnya rasa kasih sayang dan
ukhuwah yang tulus di kalangan anggota organisasi khususnya anggota dan
pimpinan.
g.
Pimpinan harus benar – benar
merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana,
persiapan – persiapan sesuai dengan kemampuan.
h.
Setiap anggota organisasi harus
merasakan bagaimana beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan.
i.
Pimpinan harus memiliki cita – cita
dan tekad berjuang.
Menurut
Imam Hasan al-Banna faktor – faktor lain keberhasilan adalah :
a.
Kekuatan da’wah kita yang merupakan
da’wah ALLAH, da’wah yang paling tinggi dan mulia.
b.
Tujuan yang murni ( ridho ALLAH ),
terbebas dari niat kotor dan mencari keuntungan pribadi.
c.
Ketergantungan kita hanya kepada pertolongan
dan dukungan ALLAH
II.
Sifat dan Akhlak Yang Harus Dimiliki
Oleh Setiap Pemimpin :
a.
Senantiasa mengharapkan akhirat dengan
ikhlas karena ALLAH semata.
b.
Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas,
berpengalaman dan berwawasan luas, berpandangan
c.
jauh ke depan dan tajam, mampu
menganalisa berbagai persoalan dari segala segi dengan tepat dan cepat. ( Q.S 3
: 200 )
d.
Berperangai penyantun, kasih sayang,
lemah lembut dan ramah.( Q.S 3 : 159 )
e.
Bersahabat.( Q.S 5 : 54 )
f.
Berani dan sportif, tidak pengecut dan
membabi buta.( Q.S Al Fath : 29 )
g.
Shidiq. ( Q.S Al Ahzab : 23 – 24 )
h.
Tawadhu. ( Q.S Asyu’ara : 215 )
i.
Memaafkan, menahan amarah dan berlaku
ihsan.( Q. S 3 : 134 )
j.
Menepati janji dan sumpah setia. ( Q.S
Al Fath : 10 )
k.
Sabar. ( Q. S 2: 153 )
l.
‘Iffah ( kesucian jiwa ) dan kiram (
tidak mudah untuk tunduk kepada hawa nafsu dan
m.
yang mengotori jiwa. ) Q. S Al Hasyr :
9.
n.
Wara’ ( menjauhkan dari hal syubhat )
dan zuhud ( meninggalkan hal berbuat dosa ).
o.
Adil dan jujur. ( Q.S 5 : 8 )
p.
Tidak mengungkit – ungkit dan
menyombongkan diri.
q.
Memelihara hal – hal yang dimuliakan
ALLAH. ( Q.S Al Hajj : 30 )
r.
Berlapang dada dan tidak melayani
pengumpat dan pengadu domba.
s.
Tekad yang bulat, tawakkal dan yakin.
( Q.S Athalaq : 3 )
t.
Sederhana dalam segala hal.
u.
Bertahan dalam kebenaran dengan teguh
dan pantang mundur.
v.
Menjauhi sikap pesimistis dan over
estimasi
III. Tabiat
Gerakan dan Medannya.
Seorang
pemimpin harus memperhatikan hal – hal berikut :
a.
Harus beriltizam ( taat ) dengan
tujuan berdirinya jama’ah.
b.
Memelihara keuniversalan tujuan dan
medan gerakan sengan seluruh konsekuensinya.
c.
Menjaga tabiat tahapan da’wah. (
Tajarrud = berangsur – angsur, ta’rif = pengenalan, takwin = pembentukan dan
tanfidz = pelaksanaan. )
d.
Kewajiban memberikan perhatian serius
terhadap tarbiyah di setiap peringkat.
e.
Memperhatikan seluruh aktivitas
politik.
f.
Harus mengawasi sikap jama’ah dan
jama’ah – jama’ah lainnya.
g.
Tahap perjuangan kita yang akan datang
lebih ditekankan kepada bentuk jihad dan
menegakkan
hukum ALLAH di seluruh aspek kehidupan.
h.
Mempersiapkan seluruh masyarakat untuk
menjadi asas kuat bagi tegaknya hukum dan
pemerintahan
Islam yang mantap dan utuh.
i.
Wanita muslimah dapat memainkan
peranan penting dalam amal Islami.
j.
Memperhatikan generasi muda dengan
mendidik kepribadian Islamnya.
k.
Harus berusaha sungguh – sungguh
mewariskan da’wah ini kepada generasi mendatang
dengan
segala kemurnian, keaslian, keuniversalan dan pengalamannya.
l.
Da’wah ini meliputi berbagai negara,
bangsa dan warna kulit.
m.
Dana adalah urat nadi amal Islami.
n.
Memanfaatkan dengan sebaik – baiknya
pengalaman dalam gerakan dan realitas
keragaman
aktivitas Islami.
IV. Beberapa
Petunjuk Dalam Bergerak.
Petunjuk
untuk seorang pemimpin agar dapat menjalankan roda da’wah ke arah yang lebih
baik :
1.
Memberikan perhatian yang menyeluruh
terhadap tugas dan tanggung jawab.
2.
Memiliki kepercayaan kuat terhadap
tugasnya.
3.
Setiap penanggung jawab harus menyusun
program kerja lengkap.
4.
Tepat dalam memilih petugas yang dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
5.
Pemimpin dituntut mengatur waktu dan
urusannya seefektif mungkin.
6.
Selalu sadar dan tanggap demi
terjaminnya perjalanan da’wah.
7.
Memiliki kecekatan dan kekuatan tekad.
8.
Menumpukkan perhatiannya kepada usaha
yang sangat diperlukan, tidak perlu banyak
diskusi.
9.
Menghindari memberikan satu pendapat
dalam masalah khilafiyah.
10.
Berkewajiban menjauhkan jama’ah dari
terjerumus ke dalam permusuhan golongan.
11.
Berda’wah adalah ibadah kepada ALLAH.
12.
Harus percaya atas ketinggian moral
anggotanya yang bertugas.
13.
Tidak boleh membatasi aktivitasnya
semata – mata untuk masa sekarang.
14.
Ia harus benar – benar meningkatkan
dan mengembangkan cara kerja, sarana serta mutu.
15.
Bertanggung jawab dalam menilai dan
mengevaluasi amal dan hasil setiap saat.
16.
Tidak boleh membanggakan dan
menyanjung kemampuan, tenaga dan kelaikannya
yang
menyebabkan seseorang terjerumus.
17.
Tidak wajar mengkonsentrasikan segenap
kegiatannya dalam urusan administrasi semata dengan menyampingkan segi
aktivitas dan mentalitas yang menjadi dasar perjuangan.
18.
Harus memiliki berbagai kelaikan untuk
memudahkan perputaran roda kepepimpinan dan
amal
usaha ketika terjadi suasana kritis.
19.
Ukuran keutuhan dan kekompakkan
kepemimpinan adalah kekuatan jama’ah dan
kepercayaan
anggota terhadap kepemimpinannya.
20.
Menjauhkan konflik dengan orang lain
selama masih dapat dihindari.
21.
Semangat pemuda harus dipelihara dan
diarahkan serta selalu dikontrol.
22.
Melindungi jama’ah dari munculnya
berbagai aliran pemikiran yang bertentangan dengan
khiththah
( ketentuan ) jama’ah.
23.
Tidak dibenarkan membiarkan
terbentuknya kelompok tertentu yang berdasarkan suku,
kedaerahan
dan semacamnya.
24.
Menyelesaikannya dengan tenang dan
tuntas serta penuh kebijaksanaan dalam permasalahan.
25.
Jika terdapat seorang yang lebih mampu
dan baik, kepepimpinan dapat diserahkan
kepada
orang lain.
V.
Beberapa Petunjuk Pergaulan Antara
Pemimpin dan Anggota :
1.
Pemimpin harus pandai memilih orang
yang laik dalam memegang jabatan.
2.
Tidak boleh bersikap pesimitis dan
buruk sangka.
3.
Pemimpin dapat bergaul rapat dengan
anggotanya.
4.
Memperbaiki pembagian tugas dan
menentukan spesialisasi supaya tidak tumpang tindih.
5.
Menentukan, mengatur dan memudahkan
jalur komunikasi di setiap peringkat.
6.
Berusaha sungguh – sunguh meningkatkan
posisi kepemimpinan dan melatih anggota
sesuai
dengan bidang masing – masing.
7.
Penting memberikan kebebasan kepada
anggota untuk memilih sarana dan cara yang
paling
baik yang dapat membantu pelaksanaan tugasnya.
8.
Selalu membangkitkan semangat kerja
sama yang penuh kejujuran dengan anggota.
9.
Harus membiasakan diri bermusyawarah
dengan para anggotanya.
10.
Menentukan keputusan dan perintah yang
hendak dilaksanakan.
11.
Diadakannya pertemuan rutin dengan
sesama pengurus untuk menyelaraskan gerakan.
12.
Memperhatikan setiap rangkaian dan
mata rantai dalam komunikasi, tidak overlapping.
13.
Perlu dikaji situasi yang menyebabkan
anggota yang melakukan kesalahan tersebut.
14.
Mewaspadai dalam menjalankan tindakan
pemecatan dan pembekuan keanggotaan
karena
kesalahan yang dilakukan.
15.
Memperhatikan setiap anggota yang
diberikan amanah dan cepat menegurnya jika
melakukan
kesalahan.
16.
Perlu mendorong dan meningkatkan
semangat anggota yang menjalankan amanahnya.
17.
Semua anggota bekerja semata – mata
karena ALLAH .
18.
Memiliki pengetahuan lengkap tentang
perjalanan gerakan, pelaksanaan dan aktivitas
yang
dilakukan para pelaksana.
19.
Meminta pandangan dan saran anggota
tertentu yang berguna kelancaran strategi da’wah.
20.
Anggota tidak boleh diberi amanah
kecuali ia telah menguasai bidang tersebut.
21.
Orang yang terlalu bersemangat
sebenarnya sangat berbahaya jika diberikan amanah
yang
strategis.
22.
Meningkatkan moral anggotanya jika
mengalami peristiwa ketidakberuntungan
23.
Memperhatikan kelurusan, keaslian dan
kemantapan jalan da’wah serta menjauhi bentuk
penyimpangan.
24.
Memadukan antara generasi pertama dan
generasi penerus dalam setiap kegiatan.
25.
Mewaspadai terhadap usaha musuh yang
berpura – pura bergabung sebagai batu
loncatan
untuk tujuan mereka.
26.
Memelihara tabiat gerakan da’wah
dengan seluruh potensi yang ada.
27.
Waspada dan berhati – hati dalam
mengeluarkan keputusan yang menyangkut darah
seorang
muslim, kecuali setelah di cek dengan teliti.
B. KEANGGOTAAN DAN TUNTUTANNYA.
I.
Beberapa Persyaratan Pokok Seorang
Aktivis :
a.
Memahami benar arti komitmennya kepada
Islam.
b.
Mengenal karakter tahapan da’wah yang
sedang dijalaninya beserta konsekuensinya.
c.
Meyakini bahwa kembali kepada
kitabullah dan sunnah rasul SAW secara benar dan
serius
adalah satu – satunya jalan untuk menyelamatkan ummat Islam dari segala krisis.
d.
Yakin akan kewajiban bergerak
membangunkan iman di dalam jiwa manusia.
e.
Harus mengetahui sejelas – jelasnya
bahwa amal usaha menegakkan Daulah Islamiyyah
adalah
kewajiban setiap muslim dan muslimah.
f.
Mengetahui bahwa kewajiban ini tidak
mungkin terlaksana dan tercapai hanya dengan
usaha
perseorangan.
g.
Amal jama’i dipandang sebagai
persoalan yang wajib ditunaikan sebelum melangkah
membangun
kembali Daulah Islamiyyah.
h.
Harus menyadari perlunya memilih
jama’ah yang akan dimasukinya.
i.
Harus meneliti sifat – sifat asasi
jama’ah tersebut.
j.
Harus mengetahui bahwa dasar Islam adalah
kesatuan kata dan shaff. (Q.S 3:103, 8 : 46)
k.
Dalam memilih harus dengan kesadaran
sendiri, tidak karena desakan, paksaan, berpura
pura
tenggang rasa dan kepentingan lain.
l.
Amal jama’i memiliki syarat dan
keiltizaman yang harus diketahui.
m.
Dasar ber-Amal jama’i semata – mata
karena ALLAH. ( Q.S Al Fath : 10 )
n.
Setiap anggota jama’ah harus menyadari
akan kebaikan yang tak ternilai dengan
bergabungnya
di dalam jama’ah yang memperjuangkan Islam secara benar.
o.
Harus mengetahui bahwa persoalan
terpenting di jalan da’wah ialah kesadaran terhadap
pengawasan
ALLAH SWT.
II. Beberapa
Keharusan Dan Perilaku Anggota Yang Harus Ditegakkan :
1.
Menjadi seorang mu’min yang teguh dan
yakin terhadap amal jama’i dengan segala tuntutannya. ( Q.S Al Hajj : 77 – 78,
Al Mu’minun : 115 – 116 )
2.
Harus mengetahui secara mendalam
segala ketentuan jama’ah.
3.
Harus melengkapi diri dengan berbagai
bidang kemampuan dan kelaikan agar menjadi tenaga yang efektif, kuat dan baik.
4.
Menyerahkan hidupnya untuk berjuang
karena ALLAH dan menegakkan kekuasaan agama ALLAH semata.
5.
Keiltizamnya dengan arahan.
6.
Beriltizam dengan pemahaman Islam yang
benar dan menyeluruh yang menjadi landasan jama’ah.
7.
Beriltizam dengan cara gerakan dan
seluruh langkahnya sebagai mana yang telah ditentukan jama’ah untuk mewujudkan
tujuannya yang agung.
8.
Menjadi pelindung terpercaya terhadap
tujuan jama’ah.
9.
Harus berani menempatkan dirinya di
barisan jihad fiisabilillah. ( Q.S 9 : 111, Al Ankabut: 6)
10.
Harus mengetahui martabat jihad.
11.
Berkewajiban melatih diri agar mudah
berkorban di jalan ALLAH. ( Q.S 9 : 120 – 121 )
12.
Harus menyadari bahwa sesungguhnya dia
ibarat berkedudukan di suatu daerah pertahanan yang strategis. ( Q.S Al Ahzab :
23 – 24 )
13.
Ujian (mihnah) adalah sunnahtulloh
dalam da’wah.
14.
Pembela aqidah dan prajurit da’wah
harus mengikhlaskan ketaatan dan kesetiaannya (wala’) kepada da’wah Islamiyyah
dan melepaskan diri dari yang lain. (Q.S Almumtahanah: 4)
15.
Berkewajiban menanam dan mempersubur
benih cinta – mencintai persaudaraan
sesama
anggota. ( Q.S 9 : 71, 16 : 53 )
16.
Membiasakan diri melaksanakan setiap
perintah pimpinan jama’ah.
17.
Memberikan kepercayaan penuh kepada
pimpinan jama’ah.
18.
Setiap anggota harus memiliki “ indera
da’wah. ”
19.
Memperhatikan pembentukan pribadi
muslim yang spesifik dan mencintai kebenaran.
20.
Menjauhi cara – cara partai politik
yang jahat, kedaerahan, elitis dan yang bertentangan
dengan
adab Islam.
21.
Anggota ibarat pengawal di sebuah
benteng pertahanan.
22.
Menjauhi segala tindakan yang
mempersukar barisan di dalam amal Islami.
23.
Wajib beriltizam dengan sikap adil dan
sederhana, tidak keterlaluan dan tidak
meremehkan.
24.
Mempergiat makanisme saling nasihat –
menasihati kepada kebenaran.
25.
Perbaiki diri dan seru orang lain
untuk berbuat baik.
26.
Harus bersungguh – sunguh memperbaiki
hubungan dan komunikasi dengan sesama aktivis.
27.
Wajib menjaga waktunya dengan serius,
berdisiplin, seluruh urusannya rapi, berguna untuk manusia, mampu berusaha,
mujahid untuk dirinya, waspada terhadap godaan duniawi.
28.
Harus memikirkan persoalan rumah
tangga dan keluarganya.
29.
Selalu menumbuhkan harapan di dalam
hati keluarga dan saudara – saudaranya bahwa
masa
depan adalah untuk Islam.
30.
Tidak boleh merasa pesimis dan putus
asa ketika menderita kekalahan di medan jihad
dalam
menentang musuh. ( Q.S 3 : 139 – 142 dan 146 ).
31.
Harus menghiasi dirinya dengan seluruh
akhlaq Islam dan menjauhi segala budi pekerti
buruk
dan sifat – sifat yang dilarang Islam.
Panduan
Imam Hasan Al Banna untuk para pemuda :
“Wahai pemuda! Fikroh ini akan menang jika
kita memiliki iman kuat, tulus dan ikhlas kepadanya, punya semangat yang
berkobar–kobar, kesiapan berkorban dan beramal untuk mewujudkannya. Empat rukun
ini : Iman, Ikhlas, semangat dan amal, merupakan ciri khas pemuda. Sesungguhnya
dasar iman adalah hati yang hidup, asas ikhlas ialah hati yang suci murni,
landasan semangat yaitu perasaan yang kuat dan amal adalah tekad yang selalu
segar “.
ALLAH Berfirman : “ Sesungguhnya mereka itu
adalah pemuda–pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada
mereka petunjuk. “ Q.S Al Kahfi : 13.
0 komentar:
Posting Komentar