RSS

ringkasan buku RMDK

RISALAH MANAJEMEN DAKWAH KAMPUS


I.    PENDAHULUAN
A.   Dakwah Secara Umum
1.     Makna Dakwah
Dakwah secara etimologis (bahasa) berarti jeritan, seruan, atau permohonan. Sedangkan secara syara’ (istilah), dakwah berarti mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan thagut (berhala) dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
2.     Metode dan Karakteristik Dakwah
Pelaksanaan dakwah harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditentukan oleh Allah, yaitu yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah  sehingga dakwah tersebut tetap syar’i dan sesuai dengan kemurnian dakwah. Adapun metode yang dimaksud telah ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 125, yakni dengan hikmah, berdebat dengan cara yang baik, pengajaran yang baik (mau’izhah hasanah) serta dengan kekuatan argumen, tidak dengan paksaan dan kekerasan.
Sedangkan karakteristik dakwah adalah sebagai berikut.
a.     Rabbaniyyah, artinya segala sesuatunya bersumber dari Allah.
b.     Islam sebelum jamaah, artinya Islam dijadikan esensi utama dalam berdakwah, sedangkan jamaah merupakan cara untuk merapikan gerak dakwah.
c.     Syumuliyah, dakwah harus bersifat sempurna (menyeluruh dan utuh
d.     Modern, dakwah bersifat modern yaitu mengikuti perkembangan zaman.
e.     ‘Alamiyah, bersifat mengglobal dan mendunia.
f.      ‘Ilmiyah, berdasarkan pada ilmu dan pendekatan ilmiah.
g.     Bashiirah islaamiyah, memberikan pandangan yang Islami.
h.     Menciptakan mana’ah, daya tahan (imunitas) dari segala bentuk kemaksiatan.
3.     Tahapan Dakwah
Tahapan-tahapan dakwah adalah sebagai berikut.
a.     Tahap perkenalan dan penyampaian, bertujuan untuk memberikan ilmu tentang Islam dan mengubah pandangan jahiliyah menjadi pandangan Islami.
b.     Tahap pembinaan. Dakwah mulai memberikan perhatian lebih kepada objeknya dengan tujuan penanaman sebuah pola pikir (fikroh) yang Islami.
c.     Tahap pengorganisasian. Yakni tahap penataan barisan pendukung dakwah agar individu-individu yang beramal tersebut bisa terkoordinasi dengan baik.
d.     Tahap pelaksanaan. Tahapan dimana objek dakwah terdahulu bertransformasi menjadi subjek dakwah.

B.    DAKWAH KAMPUS
1.     Definisi dan Ruang Lingkup
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup perguruan tinggi yang dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah  yang  mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas.
2.     Latar Belakang Adanya Dakwah Kampus
Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap para pemuda karena dukungan para pemuda menjadi prasyarat tegaknya suatu pemikiran atau pergerakan. Masalah regenerasi, pewarisan nilai dan pengalaman merupakan suatu hal yang wajib diperhatikan demi keberlangsungan dakwah. Kampus merupakan medan kompetisi antar pergerakan yang lebih terbuka.
3.     Keistimewaan Mahasiswa
a.     Quwwatus-syabaab (kekuatan pemuda)
b.      Atho bilaa tahazzub (memberi tanpa berpihak)
c.     Qaumun ‘amaliyyun (selalu bekerja)
d.     Al mar’atu war-rijal (wanita dan pria)
e.     Laa istibdaad (tanpa keditaktoran)
f.      Alamiyyah (internasional)
4.     Keistimewaan Dakwah Kampus
a.     Kampus adalah tempat berkumpulnya pemuda dalam waktu yang cukup lama sehingga memungkinkan untuk saling berdiskusi dan bertukar pengalaman.
b.     Dakwah kampus merupakan tempat yang paling strategis untuk mencetak kader dan meluluskan tokoh serta pemimpin masyarakat di segala bidang.
c.     Kampus merupakan gudang ilmu dan rumah penelitian ilmiah.
5.     Peran dan Fungsi Mahasiswa
Masyarakat terbentuk dari kumpulan manusia dan lingkungan yang melingkupinya. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang dinamis dan berpengetahuan sehingga dapat menjadi kontributor yang berpengaruh terhadap perubahan kondisi umat Islam. Mahasiswa dapat memiliki fungsi sebagai da’i (Guardian of Value), Agent of Change, dan Iron Stock. Oleh karena itu, jika mahasiswa mengambil peran dalam dakwah kampus, diharapkan kampus akan memiliki da’i-da’i dengan tingkat intelektualitas tinggi, menjadi perubah kondisi bangsa.
6.     Urgensi Dakwah Kampus
Sesungguhnya semua tempat di bumi Allah merupakan tempat yang baik untuk berdakwah. Namun tidak dipungkiri bahwa civitas akademika menjadi bagian yang paling menentukan dalam perubahan masyarakat. Civitas akademika adalah komunitas yang memiliki kapasitas keilmuan, intelektualitas dan profesionalitas lebih dibanding komunitas lainnya. Oleh karena itu, dakwah di kampus menjadi bernilai penting, karena berdakwah di kalangan civitas akademika berarti mengajak komunitas yang memiliki daya gerak tinggi terhadap kondisi sosial, yang akan membantu pencapaian tujuan dakwah secara umum, yakni: transformasi menuju masyarakat islami.
7.     Tujuan Dakwah Kampus
Tujuan dakwah kampus dijabarkan singkat sebagai berikut.
Membentuk dan menyuplai alumni yang berafiliasi kepada Islam serta optimalisasi peran kampus dalam mentransformasi masyarakat menuju masyarakat islami.
8.     Ruang Lingkup Dakwah Kampus
Dakwah kampus meliputi segala aspek, tetapi harus tetap fokus agar energi yang dikeluarkan efektif dan efisien. Ruang lingkup dakwah kampus, yakni:
a.     Amal assasiyatu dakwah, dakwah kampus diharapkan dapat menyampaikan risalah Islam dan menegakkan kalimat-kalimat Allah secara jelas di kampus.
b.     Amal khidamy, pelayanan kepada objek dakwah penting agar mereka bisa menjalani aktivitas dengan baik  sebagai akibat dari diterimanya dakwah di semua kalangan dan Islam menjadi rahmatan lil’alamin.
c.     Amal ilmiah fanniyah, salah satu solusi dalam mengembalikan kejayaan Islam adalah dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga peran mahasiswa dalam hal ini sangatlah dominan.
d.     Amal siyasi, mahasiswa menjadi jembatan pengubah kondisi bangsa jika masyarakat dirugikan oleh pemerintah.
9.     Sasaran Dakwah Kampus
Sasaran dakwah kampus harus dirumuskan agar tujuan umum dakwah dapat tercapai dengan cara dan tahapan yang realistis. Adapun sasaran dakwah kampus tersebut adalah sebagai berikut.
a.     Membangun kesadaran dan pemahaman Islam.
b.     Melatih menjadi calon pemimpin.
c.     Membangun iklim kehidupan keilmuan dan kebebasan dakwah.
d.     Membangun hubungan dan kerja sama dengan berbagai unsur.
e.     Terbentuk bi’ah (lingkungan) kondusif.
f.      Terbentuknya opini ketinggian Islam.
g.     Terbentuknya kesinambungan barisan dakwah.
h.     Terbentuknya hubungan timbal balik antara rekrutmen dan pengkaderan.
10.      Strategi Dakwah Kampus
Objek dakwah kampus ialah mahasiswa, dosen, dan karyawan serta masyarakat sekitar. Dengan demikian, lingkup kegiatan dari dakwah kampus ialah meliputi: amal pelayanan, ilmiah keprofesian, dan syi’ar Islam. Strategi yang menjadi fungsi utama dakwah kampus adalah sebagai berikut.
a.     Melayani dan melindungi kebutuhan dan kepentingan umat.
b.     Menyebarkan fikroh dan informasi (nasyrudda’wah).
c.     Membangun opini yang terkait dengan kepentingan dakwah.
d.     Mengembangkan kemampuan SDM dakwah (tanmiyatul kafaah).
e.     Mencetak figur-figur massa untuk kepentingan sosialisasi pesan dan nilai-nilai Islam ke masyarakat luas (binaa syakhsiyah barizah).
f.      Menghimpun tokoh dan pakar yang siap memberikan kontribusi.
g.     Menjadi rujukan dalam bidang kompetensi institusionalnya.
h.     Membangun jaringan kerjasama (networking) dengan lembaga lain.
i.      Menjadi komponen penekan yang efektif bagi para pengambil kebijakan pemerintahan.
11.      Prospek Dakwah Kampus Masa Depan
Dakwah di kampus mampu memberikan prospek yang cukup baik bagi:
a.      terbentuknya kader pejuang Islam dengan ciri dan kualifikasi tertentu.
b.     terbentuknya kampus sebagai sentra alternatif baru bagi pembinaan umat disamping pesantren, masjid dan majelis taklim, dengan tampilan ide yang fundamental, ilmiah, modern melalui kegiatan-kegiatan yang dikemas secara menarik.
c.     terbentuknya sentra perubahan dan penentu kecenderungan umat di masa depan menuju kepada kehidupan yang lebih islami.

C.   VISI MISI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
1.     Posisi Strategis Penentuan Visi dan Misi LDK                                                                                  
Sebagai sebuah organisasi, sewajarnya jika dalam kegiatan dakwah di kampus, LDK terlebih dahulu menetapkan visi dan misi sebagai arahan organisasi. Dakwah melalui LDK tidak hanya sekadar membutuhkan pengelolaan/manajemen (idaroh), tetapi juga membutuhkan kepemimpinan (pemimpin). Tugas pemimpin adalah untuk memandang sesuatu secara global tanpa mencampuradukkan dengan detil-detilnya dan mendorong kepada hal-hal yang belum terwujud dalam kenyataan. Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan oleh pemimpin ialah melakukan perencanaan strategis. Dalam melakukan perencanaan strategis ini terdapat beberapa fase yang harus dilalui yang berhubungan erat satu dengan yang lain:
a.     Fase inisiatif dan kesepakatan. Pada fase ini yang dilakukan ialah menentukan pihak pengambil keputusan, menentukan pihak yang terlibat dalam proses perencanaan strategis, dan menentukan langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan strategis.
b.     Fase penetapan misi lembaga dan prinsip nilainya. Misilah yang akan menjelaskan maksud dan tujuan (visi) lembaga, menghindarkan lembaga dari perselisihan yang tidak perlu, membantu para anggota lembaga untuk berpikir positif, sebagai daya tarik bagi orang lain.
c.     Menilai/mengukur lingkungan eksternal dan internal lembaga.
d.     Menentukan masalah-masalah sentral dan strategis.
e.     Membuat strategi untuk menangani masalah-masalah sentral tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari masing-masing kampus dan kesiapan dari aktivis LDK.
f.      Meletakkan pandangan yang tajam terhadap masa depan lembaga.
2.     Realisasi dalam Membuat Visi dan Misi LDK
a.     Merumuskan Visi dan Misi LDK
Visi ialah kejelasan pandangan, bukan dalam konteks visual, namun dalam konteks mempersepsi dan memahami sesuatu berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini. Suatu lembaga harus memiliki visi yang jauh ke depan, luas, dan menyeluruh, serta tidak kaku terhadap sudut pandang yang lain. Sedangkan misi ialah arah yang ingin dicapai oleh suatu lembaga, yaitu pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang dengan menyiratkan bentuk pelayanan yang akan ditawarkan dalam pencapaian visi.
b.     Langkah-langkah Membuat Misi
      Langkah riil yang harus dilakukan adalah membuat misi yaitu menjawab enam unsur misi dan menggabungkan jawaban pertanyaan mengenai misi menjadi satu kalimat atau beberapa kalimat.

D.   SASARAN : IDENTIFIKASI OBJEK DAN MEDAN DAKWAH KAMPUS
Objek dakwah di kampus dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu intra kampus dan ekstra kampus. Intra kampus adalah objek dakwah yang ada di dalam kampus, yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Sedangkan objek dakwah ekstra kampus adalah elemen lain yang berada di luar lingkaran kampus, namun memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan kampus itu sendiri yang berupa lingkungan masyarakat, dan negara.

II. LEVELISASI DAN PRIORITAS
A.   Mengenal Prioritas Memperluas Medan Amal
Keberadaan LDK dalam konteks dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Sudah menjadi kenyataan di lapangan bahwa kondisi LDK berbeda pada setiap kampus. Ada yang sudah memiliki LDK yang relatif mapan dan memiliki lingkaran pengaruh yang cukup luas. Ada pula yang baru mendirikan dan masih butuh banyak penyesuaian. Sebagai langkah awal, perlu dibuat sebuah pendataan terhadap LDK-LDK untuk melihat kondisi masing-masing. Dari data yang dihasilkan, dibuat parameter-parameter untuk mengklasifikasikan LDK menurut tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kondisi yang umum ditemui.
B.    Levelisasi LDK
Langkah yang dilakukan untuk melakukan levelisasi LDK adalah kita mengumpulkan data-data empiris mengenai kondisi aktivitas dakwah di kampus. Selanjutnya, upaya analisis kondisi dengan parameter ”capaian” harus kita lakukan agar kita mengetahui benar positioning LDK berada pada level apa. Setelah itu, tahapan LDK disesuaikan dengan titik tekan level LDK yang pada akhirnya melaksanakan  rekomendasi berupa analisis kebutuhan dalam pergerakan LDK pra-mula, mula, madya atau mandiri.  Parameter-parameter levelisasi LDK diklasifikasikan ke dalam aspek sumber daya manusia, fokus dan lingkup agenda, perangkat organisasi, kesekretariatan, da’awi (syi’ar dan kaderisasi), eksternal lembaga, keuangan dan pendanaan.
C.   Titik Tekan Amal Tiap Level LDK
Titik tekan amal tiap level LDK akan direkomendasikan dalam basis operasional LDK. Berdasarkan parameter-parameter tiap level di atas, dirumuskan analisis kebutuhan LDK sesuai klasifikasinya. Dengan analisis kebutuhan tersebut, setiap LDK disarankan untuk memprioritaskan hal-hal yang perlu dibenahi terlebih dahulu sehingga proses perbaikan secara manajerial dalam pengelolaan LDK berjalan sesuai dengan kondisi internal dan kebutuhan dakwah kampus LDK tersebut. Analisis kebutuhan LDK di masing-masing level secara umum diturunkan dari parameter-parameter LDK tiap level di atas.
D.   Siklus Tahunan Organisasi LDK
Siklus sebuah LDK dimulai dari suksesi pemilihan pengurus baru untuk masa aktif berjalan. Yang terpenting dari proses suksesi ialah pembentukan tim formatur LDK. Tim inilah yang selanjutnya akan bermusyawarah menentukan kebijakan-kebijakan umum LDK masa tersebut. Kebijakan-kebijakan yang dimaksud meliputi: penentuan target yang harus dicapai selama kepengurusan berjalan, sasaran eksternal untuk aktivitas dakwah dan internal untuk organisasi LDK, struktur kepengurusan yang akan berfungsi, dan visi-misi yang akan menjadi jiwa bagi kepengurusan ke depan.

III.  KADERISASI DAN MANAJEMEN SDM LDK
A.   Membina Masyarakat Kampus
1.     Membangun basis kader
Tahap ini adalah tahap pembinaan para pemimpin, para kader yang ke depannya akan menjadi penggerak dakwah. Membina kader tidak cukup dengan hanya ta’lim, tabligh, training, dan seminar. Membina kader haruslah melalui medan amal yang nyata, menghadapkannya pada realitas. Pembinaannya bersifat intensif.
2.     Membangun basis massa
Setelah terbentuk kader-kader yang siap menanggung beban dakwah, tibalah saatnya para kader itu terjun ke masyarakat kampus, berinteraksi dengan mereka untuk mengenalkan Islam. Membina massa relatif lebih sederhana daripada membina kader.
3.     Membangun basis institusi
Pada tahap ini, dakwah kampus sudah melembaga menjadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Dengan melembaga, dakwah kampus memperoleh manfaat seperti  kekuatan legalitas dan formalitas, serta mempercepat penyampaian syi’ar-syi’ar Islam.
4.     Membangun kampus secara keseluruhan dengan konsep Islam
Inilah tahapan dimana yang menjadi target adalah terwarnainya seluruh elemen kampus –baik itu mahasiswa, staf pengajar, karyawan, semua warga kampus– dengan fikrah Islam. Pentahapan di atas tidaklah mutlak. Pada kenyataannya, terdapat dakwah kampus yang sudah melembaga  (membentuk LDK) namun belum melakukan pembinaan kader secara baik, belum memiliki basis massa yang konkret, dan sebagainya.
B.    Kaderisasi
Seperti disebutkan sebelumnya, kaderisasi merupakan kerja inti dimana di dalamnya kita membina kader sehingga mereka dapat menjadi penggerak dakwah. Proses kaderisasi bertujuan membentuk kader sehingga memiliki standar kepribadian yang unggul baik dari segi kepahaman, ibadah, akhlak, muamalah, wawasan, dan sebagainya secara integral. Karena itulah sebetulnya yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat model, yaitu model kader seperti apa yang kita inginkan.

IV.   SISTEM DAN MEKANISME ORGANISASI
A.   Perangkat Organisasi
1.     Anggaran Dasar
AD(AD) harus selalu dijadikan rujukan dan bersifat mengikat kepada semua anggota lembaga tersebut. Kerapihan AD mencerminkan kualitas organisasi. Dalam  AD LDK, tercakup semua hal mendasar yang berkaitan dengan keorganisasian.
2.     Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari AD. ART memberikan penjelasan lebih mendetil tentang AD itu sendiri, terutama hal-hal yang tidak disebutkan dalam Anggaran Dasar.
3.     Garis–Garis Besar Haluan Dakwah (GBHD) LDK
Garis Besar Haluan Dakwah (GBHD) yang merupakan pedoman untuk menjadi landasan gerak dakwah suatu LDK dalam mencapai tujuan. Garis Besar Haluan Dakwah ini memberikan batasan arah dan gerak lembaga sekaligus sebagai acuan menentukan suatu program kerja untuk periode tertentu.
B.    PENJABARAN SEKTOR-SEKTOR YANG DIKEMBANGKAN
1.    Sektor Internal dan Kepengurusan
Sektor ini merupakan kerangka yang menyusun gerak sebuah lembaga dakwah. Kepengurusan yang sehat akan berimplikasi langsung terhadap suksesnya agenda-agenda dakwah. Sektor ini dapat dipartisi menjadi bebepa bidang, antara lain: Kesekretariatan, administrasi, data dan informasi, dan kekeluargaan.
2.    Sektor Kaderisasi dan Manajemen Sumber Daya Anggota
Lembaga dakwah juga berfungsi sebagai lembaga pengkaderan. Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga dakwah memiliki orientasi terhadap kaderisasi. Dengan paradigma kaderisasi ini diharapkan segala sesuatu yang dilakukan di sebuah lembaga dakwah menunjang proses kaderisasi bagi para kader.
3.    Sektor Syi’ar dan Pelayanan Kampus
Latar belakang sektor ini adalah untuk mewujudkan syi’ar yang optimal dan tepat sasaran dan pelayanan pada umat yang membutuhkan.
4.     Sektor Keuangan
Dakwah butuh jihad, dan jihad butuh dana. Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa ketergantungan lembaga dakwah pada dana menjadi sangat erat. Beberapa lembaga dakwah tidak optimal kinerja dakwahnya dikarenakan pendanaan yang kurang.
5.    Sektor Eksternal kampus dan Jaringan
Jaringan saat ini memegang peranan yang signifikan dalam agenda-agenda dakwah. Kekuatan jaringan saat ini bisa memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada sebuah lembaga dakwah, dan tentunya dengan semakin banyak jaringan yang dimiliki sebuah lembaga dakwah, berbagai kemudahan bisa disemai olehnya.
6.    Sektor Kemuslimahan
Sektor kemuslimahan memegang sebuah peranan untuk mengoordinir seluruh agenda yang berhubungan dengan muslimah.
7.    Sektor Akademik dan Profesi
Mahasiswa pada hakikatnya kuliah dengan tujuan mendapatkan ilmu. Akan tetapi, mahasiswa sering melalaikan fungsi akademiknya di kampus. Peran serta sektor akademik ini adalah menstimulus mahasiswa agar bisa optimal di bangku kuliah.
C.   STRUKTUR KEPENGURUSAN
1.     Tipe Piramida
Pada tipe ini pola komunikasi dilakukan ke bawah dan terdiri atas satu lapis. Organisasi yang terbentuk berdasarkan tingkatan pengawasan dari atas ke bawah
2.     Tipe Vertikal
Pola komunikasi dengan tipe vertikal dilakukan lebih dari satu lapis. Pada dasarnya tipe ini menyerupai tipe yang pertama, dalam hal lalu lintas kekuasaan tetap dijalankan dari atas ke bawah.

V.      SISTEM DAN MEKANISME KESEKRETARIATAN
A.    Elemen Kesekretariatan
Ada empat elemen pokok yang harus ada di dalam menjalankan sistem kesekretariatan ini, yaitu: Sumber Daya Manusia/Pengurus, Sekretariat, Peralatan dan Perlengkapan Kesekretariatan, Identitas Organisasi.
B.     Fungsi Umum Kesekretariatan
1.     Pengelolaan sistem administrasi organisasi.
2.     Pengelolaan fisik sekretariat.
3.     Sekretariat pun berfungsi sebagai pusat administrasi

VI.   MANAJEMEN SYI’AR
A.   Definisi, Tujuan dan  Parameter Keberhasilan Syi’ar
Syi’ar dalam bahasa sederhana dapat diartikan mengajak, menyeru, atau mempengaruhi pada sesuatu. Jadi, syi’ar Islam kampus bermakna mengajak, menyeru, atau mempengaruhi orang lain kepada jalan Islam dalam ruang lingkup kampus khususnya.
Adapun tujuan syi’ar adalah tegaknya kalimat Allah di lingkungan kampus, terbentuk masyarakat kampus bercirikan intelektualitas dan profesionalitas menuju kebangkitan Islam.
Syi’ar yang dilakukan baru dapat dikatakan benar-benar berhasil jika hasil akhir yang diperoleh sesuai dengan target awal pelaksanaan seperti meningkatnya jumlah partisipan pada kegiatan-kegiatan syi’ar yang diadakan oleh LDK, tersampaikannya nilai-nilai islam dengan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan objek, pendanaan kegiatan syi’ar yang sehat dan tidak defisit, terbentuknya citra positif yang mengakar terhadap LDK di kampus, dan terdokumentasikan.
B.    Media Syi’ar
Untuk menyuarakan syi’ar Islam kepada masyarakat kampus, mutlak dibutuhkan media-media pendukung agar syi’ar yang ditebar dapat tersampaikan kepada objek dakwah. Media yang dapat digunakan sangat beragam, dalam hal ini media tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu syi’ar melalui media non-even dan dengan media even.
C.   Alur Syi’ar
Kegiatan syi’ar yang dilakukan oleh sebuah LDK merupakan kegiatan yang membutuhkan pentahapan seperti layaknya kegiatan organisasi lainnya. Dengan demikian, penting bagi kegiatan ini untuk mengikuti sebuah alur mulai dari tahap perencanaan (planning), pengorganisasian rencana tersebut baik dari sisi SDM pelaksananya, dana, maupun waktu (organizing), pengelolaan implementasinya di lapangan (actuating), pengawasan (controlling), serta pengevaluasian seluruh tahapan yang sudah dilakukan tersebut (evaluating).
D.   Suplemen Syi’ar (Fungsi Kehumasan)
1.     Publikasi Kegiatan Syi’ar, ialah penyiaran kegiatan syi’ar tersebut kepada khalayak sesuai dengan sasaran objek dakwah yang telah ditetapkan (misalnya apakah meliputi masyarakat kampus saja, masyarakat sekitar kampus ikut dilibatkan juga, atau memang diperuntukkan bagi masyarakat level lokal daerah bahkan nasional).
2.     Pemilihan Materi Publikasi, hal ini penting karena lewat pemilihan ini, materi publikasi kegiatan akan disusun sedemikian sehingga publik dapat mengetahui kegiatan syi’ar yang akan diselenggarakan, deskripsinya, dan pada akhirnya termotivasi untuk hadir, bahkan jika mungkin mengajak teman yang lain untuk turut serta hadir.

VII.    SISTEM DAN MEKANISME KEUANGAN
A.     Anggaran
1.     Penyusunan Anggaran, adalah proses pembuatan rencana anggaran keuangan LDK untuk satu tahun kepengurusan. Anggaran keuangan yang dimaksud adalah rencana pemasukan dan pengeluaran dana dari seluruh aktivitas LDK yang bersangkutan.
2.     Penetapan Anggaran, adalah proses penyepakatan rencana anggaran keuangan yang telah dibuat. Kesepakatan atas rencana anggaran keuangan ini dilakukan dalam Rapat Kerja yang diketahui oleh semua pengurus.
3.     Penggunaan Anggaran, adalah aktivitas pengeluaran dana berdasarkan Anggaran Belanja yang telah disepakati bersama pada Rapat Kerja.
4.     Permintaan Anggaran, adalah permintaan bendahara departemen kepada bendahara umum berupa peminjaman dengan besarnya pengembalian sesuai kesepakatan keduanya. Permintaan ini adalah pengeluaran di luar anggaran belanja yang telah ditetapkan.
B.    Laporan Keuangan
1.     Maksud Dan Tujuan
Laporan keuangan merupakan cara untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang telah dikeluarkan oleh LDK. Laporan keuangan yang terstandardisasi akan lebih mudah dipahami, lebih relevan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan lebih baik.
2.     Sumber Dan Pengelolaan Dana
Sumber dan pengelolaan dana yang dimaksud di sini mencakup sumber dan penggunaan dana yang tidak termasuk dalam anggaran. Sumber dan pengeluaran di luar anggaran harus pula dicatat dalam laporan keuangan selengkap mungkin sehingga Laporan Keuangan LDK mencerminkan seluruh kinerja keuangan yang terjadi dalam satu tahun kepengurusan.

VIII. FUND RAISING
A.   Ide
Ide bagai ruh bagi seorang aktivis yang kaya akan pergerakan. Bagi biro dana usaha atau departemen ekonomi dari suatu LDK, ide adalah hal yang vital yang harus terus digali dan didapatkan tanpa mengikuti suatu acuan tertentu semisal program kerja. Ide bisa saja merupakan mimpi. Coz, The biggest inspiration is dream! Bermimpilah, bermimpilah yang besar, karena hal yang besar dimulai dari ide yang besar.
B.    Wewenang Pelaksanaan (Pihak Yang Berwenang)
1.       Operasional LDK
Secara operasional LDK , biro dana usaha (danus) adalah yang paling bertanggungjawab atas berjalannya LDK. Namun, dalam pelaksanaanya, biro tersebut disupervisi kinerjanya oleh Badan Pengurus Harian yang diwakili oleh bendahara.
2.       Kepanitiaan dalam LDK
Dalam hal kepanitiaan LDK, bidang yang paling bertanggung jawab adalah biro atau seksi dana usaha. Bidang ini dituntut untuk serius mengejar target untuk memenuhi kebutuhan operasional pelaksanaan kegiatan kepanitiaan.

IX.   JARINGAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
A.      Jenis Jaringan LDK
Secara umum, jaringan yang diperlukan untuk suatu LDK dapat dibagi menjadi 2 buah, yaitu jaringan internal kampus dan jaringan eksternal kampus. Jaringan internal kampus meliputi elemen-elemen yang berada di dalam kampus, diantaranya ialah birokrat kampus (rektorat, dekanat/fakultas, program studi/jurusan, administrasi kampus), organisasi mahasiswa (BEM, himpunan, UKM), civitas akademika (dosen, karyawan, satpam), lembaga dakwah lain.
B.      Mengelola Jaringan
Ada 3 hal yang harus dilakukan dalam mengelola jaringan LDK yaitu menjaga dan merawat jaringan (maintenance), memperluas jaringan (ekspansi), dan memanfaatkan jaringan.
C.      FSLDK
FSLDK kependekan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan mendapati dua persepsi berbeda. Persepsi pertama, kita memahami FSLDK sebagai jaringan. Sedangkan persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah nasional/daerah yang diadakan secara rutin. Sebenarnya, subjek dan objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK.

X.        AKADEMIK DAN PROFESIgo
Arahan dan Prospek Akademik dan Profesi dalam Dakwah
Dalam membentuk sebuah manusia yang seimbang dibutuhkan 3 unsur yang menyertainya, yakni jasadiyah, ruhiyah dan tentunya fikriyah yang setara dan tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Perkembangan dakwah saat ini membutuhkan kader-kader yang memiliki fikriyah yang kuat. Sebuah fenomena yang cukup miris terlihat beberapa tahun ini dimana kader dakwah bukanlah orang yang menjadi juara kelas atau penerima predikat cum-laude. Sektor akademik dan profesi ini mencoba melakukan sebuah pergerakan ke arah sana. Peningkatan kapasitas kader di bangku kuliah serta mendorong dan memberi pembelajaran kepada kader untuk meneliti dan mengikuti berbagai lomba ilmiah.LDK
 untuk
bekerja di toko tersebut. LDK
bisa mencari solusinya dengan
membayar karyawan untuk
m

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Syukron Jazakallah, akhi...

Yudi Carlo mengatakan...

Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
Kaos Islami Dakwah

Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

Unknown mengatakan...

Kak mimin post ttg organisasi dakwah internasional dong

Posting Komentar