RSS
02.28 |


LESSON STUDY

By: Dr. Marsigit M.A
Reviewed by : Umi Baroroh

            Lesson study is an effort to increase the teacher’s competence in conducting the teaching learning process by researching and reflecting the learning process systematically. The objectives oh the lesson study is to improve teachers’ services to the learning needs of students. The essence of the lesson study is  doing collaboration by teacher and teacher or teacher and lecturer to observe, examine and reflect the realizing of teaching learning process. The steps of lesson study is preparation (the teacher collaboration to prepare the lesson plan), realizing (the teacher realize the teaching learning process, while the others do observation), reflection dan reform I (the teachers and lecturers) do a discussion, reflection and reform II (the other teacher realize the teaching learning process on the real class, while the others do observation).
            Lesson study hold to do innovation education through the reform the teaching learning process. The relevant paradigm such as student centered, constructivist, realistics mathematics, and contextual teaching learning. The innovation through lesson study can be accomplished if the teacher having the character of open  to the students, the high commitment of the teacher, developed the infra-system which can support the teaching learning process, it’s the motion of many component of education. The lesson study support school-based curriculum because it guided by the competence achieved by the students. The lesson study need indept-study and developing the curriculum, syllabi, and lesson plan. It can also support the developing the media and learning tools and need student worksheet.
            The operational steps of lesson study for example:
1.        first step, the objectives : the students capable to learn mathematics by theirselves.
2.        second step, competence : the students can find the area pf triangle.
3.        third step, the activity : the students do an experiment or manipulation the visual aids.
            The lesson plan is the backbone of the lesson study because it has characteristics :
1.        to serve the student need in the studying
2.        to reflect the student’s activity
3.        to reflect the various interaction
4.        to reflect the various aids
5.        to reflect the various methods
6.        to draw the  scheme of achievement competence
7.        to draw the developing assesment
8.        lesson plan as the communication tools
9.        lesson plan reflect the innovation
10.    lesson plan reflect the independence studying
11.    lesson plan support the student to working together to study
12.    lesson plan completed with supporter document
13.    lesson plan always revised
14.    lesson plan as experiment aids.

          The supporter of lesson study is understanding and implementing the nature of motivation, apperseption, discussion, group discussion, student participant/involment, students construction, and the aim of education : obligation VS need.
Socialization of lesson study consist of publication, involvement the stake holder, lesson study open house, Subject Discussion of Teacher, the commitment of the school/government duty, and also the collaborating with university.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh

promoting lesson study ...

01.01 |



Promoting Lesson Study as One of the Ways
for Mathematics Teachers Professional Development in Indonesia : The Reflection on Japanese Good Practice of Mathematics Teaching Through VTR

By : Dr. Marsigit MA
Reviewed by: Umi Baroroh

         Bercermin dari praktik mengajar matematika yang baik dari konteks yang berbeda menggunakan Video Tape Recorder (VTR) telah terbukti mendorong dan memotivasi guru untuk mengembangkan kompetensi mengajarnya. Pada beberapa bagian dari aktivitas program pengembangan guru profesional di Indonesia, tahun 2002-200, refleksi dari VTR di Jepang dalam praktik mengajar menghasilkan persepsi guru bahwa ini adalah model pengajaran matematika yang bagus yang mungkin bisa diimplementasikan di Indonesia. Akan tetapi, guru harus sadar bahwa untuk mengimplementasikan model yang bagus ada banyak kendala mendasar yang harus dihadapi.
        Menurut Isoda Masami, VTR bagi guru pendidikan dan perubahan reformasi dalam Pendidikan Matematika, khususnya untuk mengembangkan lesson study yang memiliki banyak manfaat: a) ringkasan pendek materi pelajaran dengan tekanan pada masalah penting dalam pelajaran, b) komponen pelajaran dan kejadian utama di kelas, dan c) isu yang mungkin untuk didiskusikan dan refleksi dengan pelajaran hasil observasi guru. Menurutnya, lesson study dibagi menjadi tiga bagian: a) rencana pelajaran, b) bagian observasi, dan c) bagian diskusi dan refleksi. Ketika kita menggunakan VTR, kita dapat memulai dari observasi, tetapi VTR itu sendiri kehilangan dimensinya, parameter, dan konteks karena programnya disiapkan (direkam) dari perspektif perekam dan hanya editor VTR saja. Melalui observasi VTR, kita belajar banyak hal dan mengaplikasikan ini di aktivitas selanjutnya. Guru di Indonesia dapat mengobservsi pelajaran dari konteks yang berbeda di negara yang berbeda (misalnya Jepang) melalui VTR.
       Jika kita mengobservasi proses belajar mengajar, ringkasan pendek perlu sebagai pegangan kontennya dan kita butuh untuk mengobesvasi VTR beberapa waktu untuk memahami kontennya secara jelas. Setelah melakukan ini, muncul isu untuk didiskusikan dan direfleksikan sebaik mungkin merenungkan praktik yang bagus, pelajaran yang bagus atau pelajaran yang inovatif untuk merenungkan pendidikan matematika.
        Sejak awal tahun 200, terdapat kumpulan beberapa universitas, institusi pelatihan guru dan Direktorat Pendidikan Menengah untuk mengembangkan kompetensi guru dalam mendukung implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Salah satu contoh kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Jepang adalah dalam materi luas bangun datar. Metode yang digunakan adalah tugas berdasarkan minat siswa.
Tujuan pembelajaran:
- siswa memahami rumus luas dari gambar yang tersedia dan menggunakan rumus untuk menemukan luasnya.
- siswa dapat menemukan luas menggunakan pengetahuan dan pengalaman terbaik mereka.
- siswa dapat merumuskan metode untuk menemukan luas jajargenjang.
- siswa dapat menemukan luas gambar dasar secara efisien.
- siswa memahami metode untuk menemukan luas gambar dasar.

Guru bertanya kepada forum kelas “Dapatkah kamu menemukan luas gambar bangun datar tersebut. Bagaimana bangun ini terbentuk?”. Kemudian, siswa mulai berpikir dengan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman mereka dan kesempatan untuk mempelajari luas pada kelas yang dulu. Siswa membuat rencana bagaimana menguraikan gambar pada soal menjadi persegi, segi empar, segitiga siku-siku, jajargenjang, atau trapesium agar menemukan luas gambar tersebut. Siswa  merealisasikan bahwa mereka telah memulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk menemukan luas segitiga. Siswa berdiskusi bagaimana cara menguraikan gambar. Kemudian, mereka mengerjakan secara terpisah menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
1. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi segitiga siku-siku dan persegi.
2. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi beberapa segitiga.
3. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi segitiga, jajargenjang, atau trapesium.


Siswa merumuskan metode untuk menemukan luas segitiga sama kaki. Siswa menemukan luas segiempat menggunakan rumus luas segitiga. Siswa menggunakan jajargenjang untuk menemukan dua segitiga yang kongruen pada luas persegi dan dengan garis diagonal, siswa juga dapat menyelesaikan soal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh

standar proses...

01.08 |


STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Berdasar Permendiknas No 41 Th 2007



By : Dr. Marsigit MA

Reviewed by: Umi Baroroh



The National Standard of Education consist of :

1.   Content Standards

2.  Standards Process

3.  Competency Standard of the Graduate

4.  Edicators and Laborer Educational Standards

5.  Facilities and Infrastructure Standards

6.  Financing Standards

7.  Management Standards

8.  Assessment Standards



Article 1 of of Regulation Number 41 National Education Minister year 2007 :

Standard process for basic education units and medium enterprises include :

-          planning  the learning process,

-          implementation of the learning process,

-          assesment of learning process,

-          monitoring the learning process.

Planning of the learning process consists of syllabus and lesson plan which contains the identity subjects, the standard of competence, basic competencies, an indicator of achievement competencies, learning objectives, teaching materials, time allocation, teaching methods, learning activities, assessment of results earning, and learning resources. Syllabus as a reference development the lesson plan, contains the identity of subjects or theme of the lesson, the standard of competence, basic competencies, learning materials, learning activities, indicators of achievement competency, assessment, allocation of time, and learning resources.

          In practice, the syllabus development can be done by the teachers either independently or with group in a school, or some schools Teachers Consultative Group, or Teacher Activity Center, and Departement of Education. The developing of the syllabus compiled under the supervision of agency county/city that is responsible in education for elementary and junior high, and the Province Department is responsible in education for high school and vocational school, and department which handles the affairs government in the field of religion for Islamic school.

The lesson plan explained from the syllabus to direct the teaching  vvvbblearning process to achieve the standard of competence. Every teacher in every school must arrange the lesson plan completely and systematicly, so the learning will interactive, inspiring, fun, challenging, motivating, the learners to be active participate and provide enough space for innovation, creativity, and independence in accordance with talents, interests, and physical development and psychological learners.

Lesson plan made for every standard of competence which can realized in once meeting or more. The teacher prepare the fragment of lesson plan for every meeting which adapted with the scheduling in the school. The component of lesson plan is identity subject, standard of competence, basic competence, indicators of achieving competence, learning goal, teaching materials, time allocation, learning method, learning activities (introduction, core, closing), assesment of learning outcomes, and learning resources. The principles to preparation of lesson plan are :

1.      Attention to the individual differences of the students

2.     encourage the learner to be active participate

3.     developing a culture of reading and write

4.     linkage and integration

5.         applying information technology and communications.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh

modul V

12.32 |


MODUL V
Buku Siswa PENJUMLAHAN PECAHAN
Untuk Kelas 1 SMP/MTs

By: Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by: Umi Baroroh

A.   Standard of Competencies dan Basic of Competencies
-          Standard of Competencies
        To understand and held arithmetical operation using numbers to solve problems.
-          Basic of Competencies
        To know the fraction numbers dan held operation fraction numbers.
B.   Indicators of Result Study
      Solve addition operation by involve fraction.
C.   Addition of Fraction

      Problem 1:
      Amir buys cake that have been divide into 4 same part. Amir eats ¼ the cake, then a half of it given  to his brother. How many part the cake eaten by Amir’s brother?
Solution:
To solve the problem above, you must do the following steps.
-         We can see that the cake eaten by Amir is ¼ portion and drawn with horizontal effect and the cake given to his brother is ½ portion drawn with grid effect. So, the cake eaten by Amir and given to his brother is 3 portion drawn with effect or ¾ portion of cake.
So, ½ + ¼ = ....

Problem 2:
Notice the context below and answer the question!
The benzene on the Mr. Tono’s cars remaining 1/3  tank. The, Mr. Tono buy ½ tank again. How many tank of benzene on the Mr. Tono’s car?
Discuss and answer it!
Solution:
Now, the benzene in the Mr. Tono’s car is 1/3 + ....
The next step is equate the denominator both of that question,
so that obtain 1/3 + ... = 2/6 + ... = ...
So, the benzene on the Mr. Tono’s car now is ... portion of tank.
Problem 3:
Determine the result of addition 11/12 + 12/13.
Do the following steps:
 - Least Common Multiple (LCM) from 12 and 13 is 12 x 13 = ....
 - The addition fraction form become :
    11/12 + 12/13 = (11x13)/156 + (12x12)/156 = 143/156 + 144/156 = ....
So, 11/12 + 12/13 = ....

Problem 4 :
Determine the result of the addition 8 3/4 + 7 2/5
Do the following steps:
The LCM from 4 and 5 is ....
The form of addition fraction mixture become :
8 3/4 + 7 2/5 = (8 + 7) + (15/20 + ...)
                     = 15 + ....
                     = ....
So, 8 3/4 + 7 2/5 = ....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh

modul vii

17.00 |


MODUL VII
Buku Siswa PERKALIAN PECAHAN
Untuk Kelas 1 SMP/MTs
By : Dr. Marsigit, M. A.
Reviewed by: Umi Baroroh

Standard of Competencies dan Basic of Competencies
Standard of Competencies
To understand and held arithmetical operation using numbers to solve problems.
Basic of Competencies
To know the fraction numbers dan held operation fraction numbers.
Indicators of Result Study
Solve multiplication operation by involve fraction.
Multiplication of Fraction.
Problem 1:
Please you do this activity as if you dividing cake with your friends.
Use a circular piece of paper to declare
the cake. Fold and cut the paper into two same parts.
How many part of the cake expressed by each piece of paper, then write the value on that piece of paper? Take one piece of it for you.
Next, cut your cake into two same parts. Then give one piece to your friend. How many part of your friend tarts tarts and your cake?
What is the proportion of your friend cake than the originally?
Problem 2:
Mother has 3 kg of wheat flour. A half of them will be given to her aunt, while one third from the remainder will be made a cake. How much the weight of the wheat flour will be made cake by mother?
To answer this problem, do the following steps:
The weight of wheat flour that will be made cake by mother is one third from a half from the complete.
The statement one third from a half can written as 1/3 x 1/2
So, the weight of the wheat flour is 1/3 x 1/2 = ....
Problem 3:
Write the mathematics sentences of one fourth from one fifth and count.
To answer this problem, do the following steps.
The statement one fourth from one fifth can write as 1/4 x 1/5
The multiplication result is 1/4 x 1/5 = ....
Problem 4:
The area of Mr. Zukri’s field is 3 1/3 ha. Mr Zukri will plant a half from the area of his field by corn. How many ha is the field of Mr Zukri’s corn?
To answer this problem, do the following steps.
The statement a half from the area of the Mr. Zukri’s field write as 1/2 x 3 1/3.
In order to we can find the multiplication result, so the mixture fraction change into ordinary fraction with constant denuminator.
The ordinary fraction of 3 1/3 is (3 x 3+1)/3 = ....
then, the multiplication form is
1/2 x 3 1/3 = 1/2 x 10/3
= 10/6
= ....
So, the area of Mr Zukri’s field is ... ha.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh

developing school-based curriculum

03.05 |



DEVELOPING SCHOOL-BASED CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL MATHEMATICS

IN INDONESIA

By : Marsigit, M. A.

Reviewed by: Umi Baroroh



            Pencapaian level intelektual masyarakat dan mensejahterakan masyarakat luas tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang selalu menjadi konsentrasi penting bagi pemerintah Indonesia.  Sejak 1968/1969, banyak sistem digunakan untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia yang sudah disiapkan di bawah asumsi bahwa rencana pembelajaran yang objektif dapat diterima secara logika dari nasional dan tujuan yang luas, kemudian hancur menjadi tingkatan yang tepat objek instruksional, dan bahwa pembelajaran dapat dibuat secara individualistik dan ‘bukti-guru’ sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dengan sedikit bantuan dari guru.

            Saat ini, investigasi pendidikan matematika dan IPA di Indonesia memiliki indikasi bahwa prestasi siswa rendah dalam mata pelajaran matematika dan IPA, sebagai indikasinya adalah hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun demi tahun, baik di sekolah dasar maupun sekolah lanjutan. Penelitian juga mengindikasikan bahwa perbandingan yang tidak cocok antara objek pendidikan, kurikulum, dan evaluasi sistem yang diidentifikasi sebagai berikut: (1) UAN hanya menilai kemampuan kognitif siswa saja; (2) Penerapan kurikulum diferensiasi di SMA dimulai dari kelas 3; hal ini dibantah bahwa implementasi sistem ini lambat dan memperhatikan perbedaan individual secara tidak layak; (3) Sistem ujian masuk perguruan tinggi dianggap memicu guru sekolah dasar dan lanjutan mengaplikasikan orientasi tujuan daripada orientasi proses dalam pengajaran Matematika dan IPA; (4) masih banyak guru yang kesulitan untuk menguraikan silabus; (5) banyaknya topik matematika yang dianggap sulit bagi guru untuk mengajarkannya; (6) banyak siswa yang menganggap topik matematika itu sulit dimengerti; (7) guru menganggap bahwa dirinya masih membutuhkan pembimbing untuk menjalankan proses mengajar dengan menggunakan pendekatan proses kemampuan ilmu pengetahuan.

            Mukminan dkk menjelaskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi untuk SMP menekankan pada kompetensi siswa; oleh karena itu, pemerintah pusat telah mengembangkan standar nasional untuk mereka. Kompetensi Standar Nasional kemudian dijelaskan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa kompetensi minimal yang harus ditampilkan oleh siswa, melingkupi kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia telah mengembangkan belajar mengajar kontekstual sebagai salah satu pendekatan untuk mendukung implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; itu bararti bahwa pemerintah mendorong guru untuk mengembangkan keterampilan hidup siswa dengan mengoptimalkan lingkungan untuk mendukung aktivitas siswa.

            Kompetensi Standar Nasional matematika untuk Sekolah Menengah Pertama meliputi:

1.    Bilangan

-          Memahami dan melakukan operasi hitung menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.

2.    Pengukuran dan Geometri

-          Memahami dan menggunakan sifat garis, sudut, dua dan tiga dimensi bentuk geometri dalam pemecahan masalah.

-          Memahami dan mengidentifikasi sifat dan komponen segitiga dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

-          Memahami dan mengidentifikasi sifat dan komponen lingkaran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

-          Mengidentifikasi sifat dan komponen batas non konvek bentuk geometri tiga dimensi.

-          Mengidentifikasi sifat dan komponen batas konvek bentuk geometri tiga dimensi.

3.    Peluang dan Statistika

-          Melaksanakan aktivitas statistika

4.    Aljabar

-          Memahami, melakukan dan menggunakan operasi aljabar, pertidaksamaan linear satu variabel dan himpunan dalam pemecahan masalah.

-          Memahami, melakukan, dan menggunakan operasi, fungsi, persamaan garis, dan sistem persamaan dalam pemecahan masalah.

-          Melakukan operasi dengan menggunakan pangkat bilangan negatif dan logaritma.

-          Mendeskripsikan pola dan deret bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

-          Memahami dan menggunakan persamaan kuadrat dalam pemecahan masalah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)
Diposting oleh Umi Baroroh
Langganan: Postingan (Atom)