for Mathematics Teachers Professional Development in Indonesia : The Reflection on Japanese Good Practice of Mathematics Teaching Through VTR
Reviewed by: Umi Baroroh
Bercermin dari praktik mengajar matematika yang baik dari konteks yang berbeda menggunakan Video Tape Recorder (VTR) telah terbukti mendorong dan memotivasi guru untuk mengembangkan kompetensi mengajarnya. Pada beberapa bagian dari aktivitas program pengembangan guru profesional di Indonesia, tahun 2002-200, refleksi dari VTR di Jepang dalam praktik mengajar menghasilkan persepsi guru bahwa ini adalah model pengajaran matematika yang bagus yang mungkin bisa diimplementasikan di Indonesia. Akan tetapi, guru harus sadar bahwa untuk mengimplementasikan model yang bagus ada banyak kendala mendasar yang harus dihadapi.
Menurut Isoda Masami, VTR bagi guru pendidikan dan perubahan reformasi dalam Pendidikan Matematika, khususnya untuk mengembangkan lesson study yang memiliki banyak manfaat: a) ringkasan pendek materi pelajaran dengan tekanan pada masalah penting dalam pelajaran, b) komponen pelajaran dan kejadian utama di kelas, dan c) isu yang mungkin untuk didiskusikan dan refleksi dengan pelajaran hasil observasi guru. Menurutnya, lesson study dibagi menjadi tiga bagian: a) rencana pelajaran, b) bagian observasi, dan c) bagian diskusi dan refleksi. Ketika kita menggunakan VTR, kita dapat memulai dari observasi, tetapi VTR itu sendiri kehilangan dimensinya, parameter, dan konteks karena programnya disiapkan (direkam) dari perspektif perekam dan hanya editor VTR saja. Melalui observasi VTR, kita belajar banyak hal dan mengaplikasikan ini di aktivitas selanjutnya. Guru di Indonesia dapat mengobservsi pelajaran dari konteks yang berbeda di negara yang berbeda (misalnya Jepang) melalui VTR.
Jika kita mengobservasi proses belajar mengajar, ringkasan pendek perlu sebagai pegangan kontennya dan kita butuh untuk mengobesvasi VTR beberapa waktu untuk memahami kontennya secara jelas. Setelah melakukan ini, muncul isu untuk didiskusikan dan direfleksikan sebaik mungkin merenungkan praktik yang bagus, pelajaran yang bagus atau pelajaran yang inovatif untuk merenungkan pendidikan matematika.
Sejak awal tahun 200, terdapat kumpulan beberapa universitas, institusi pelatihan guru dan Direktorat Pendidikan Menengah untuk mengembangkan kompetensi guru dalam mendukung implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Salah satu contoh kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Jepang adalah dalam materi luas bangun datar. Metode yang digunakan adalah tugas berdasarkan minat siswa. Tujuan pembelajaran:
- siswa memahami rumus luas dari gambar yang tersedia dan menggunakan rumus untuk menemukan luasnya.
- siswa dapat menemukan luas menggunakan pengetahuan dan pengalaman terbaik mereka.
- siswa dapat merumuskan metode untuk menemukan luas jajargenjang.
- siswa dapat menemukan luas gambar dasar secara efisien.
- siswa memahami metode untuk menemukan luas gambar dasar.
Guru bertanya kepada forum kelas “Dapatkah kamu menemukan luas gambar bangun datar tersebut. Bagaimana bangun ini terbentuk?”. Kemudian, siswa mulai berpikir dengan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman mereka dan kesempatan untuk mempelajari luas pada kelas yang dulu. Siswa membuat rencana bagaimana menguraikan gambar pada soal menjadi persegi, segi empar, segitiga siku-siku, jajargenjang, atau trapesium agar menemukan luas gambar tersebut. Siswa merealisasikan bahwa mereka telah memulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk menemukan luas segitiga. Siswa berdiskusi bagaimana cara menguraikan gambar. Kemudian, mereka mengerjakan secara terpisah menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
1. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi segitiga siku-siku dan persegi.2. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi beberapa segitiga.
3. gambar pada soal dapat diuraikan menjadi segitiga, jajargenjang, atau trapesium.
Siswa merumuskan metode untuk menemukan luas segitiga sama kaki. Siswa menemukan luas segiempat menggunakan rumus luas segitiga. Siswa menggunakan jajargenjang untuk menemukan dua segitiga yang kongruen pada luas persegi dan dengan garis diagonal, siswa juga dapat menyelesaikan soal.
0 komentar:
Posting Komentar