Dalam hidup ini kita sedang sama-sama menempuh, artinya dia belum memulai pejalanan hidupnya. Ada juga yang belum bisa memaknai arti hidupmnya,itu karena sebenarnya mereka itu hidup tetapi dia belum menemuh perjalan hidupnya. Dunia bahagia akhirat syurga, melakukan hidup didunia ini dengan sebaik-baiknya, dengan mengharapkan kematian yang khusnul khotimah.
Kapan seseorang itu sudah memulai
sebuah perjalan hidupnya?
Sejak dia mulai baligh, tapi
ancang-ancangnya sebelum baligh. Ini adalah target hidup kita, ketika ada orang
yang sudah baligh dia memulai hidupnyaa sampai dengan selamat hingga sampai
kepada kematian yang khusnul khotimah.
Bagaimana agar kita sampai
kesana?
Mari kita belajar pada guru yang
tidak pernah dusta, yang jujur dan tidak pernah mengakali? Dia adalah alam, karena
alam tidak pernah mengakali, karena alam selalu apa adanya.
Coba liat kucing, ketika ketemu
dengan kita dia tetep kucing,tetap tampil apa adanya, beda dengan manusia ,
manusia selalu memoles wajah kita.
Kita harus belajar banyak dari
alam.
Alam yang mana?
Kita harus belajar dari alam yang
tidak pernah berhenti sampai di tempat tujuan. Maka belajarlah pada air. Tujuan
hidup kita adalah syurga, misal kita itu sedang menempuh kuliah, bukti ketika
lulus adalah kalo kita diwisuda,, sudahkah ada bayangan ketika diwisuda.
Begitupun dengan halnya dengan
tujuan hidup ini, sudahkah kita membayangkan syurga? Tapi pertanyaannya
sudahkan dalam diri kita ada bayangan syurga?
Indikasi bayangan syurga itu ada
dalam diri kita? yaitu tidak tertarik dengan kesenangan duniawi.
Ketika kita mendengar gemericik
air, itu amat menenangkan,, ada kalanya air dalam hidupnya akan sampai ke
tempat yag tenang, dalam kejernihan yang menyejukkan.
Begitupun dalam hidup ini, ketika
kita mengharapkan syurga,, dan tahukah kita berada ditempat yang dalam yang
terus mengailr, apakah tempat yang dalam itu? Yaitu ujian-ujian yang selama ini
kita hadapi, seperti air terjun. Air itu akan terjun dengan ikhlas. Begitupun
dengan kita. Dalam menerima cobaan akan ikhlas, begitupun dengan hidup ini
apabila sudah sampai ke syurga, ternyata syurga ada didalam diri kita, maka apa
akibatnya? Kita tidak tertarik lagi dengan syurga dunia, karena dalam benak
kita sudah ada rumah yang amat megah, yaitu syurga Allah SWT.
Mari kita lanjutkan perjalanan
air tadi, ketika mengiku lika-liku sungai.....
Pelajaran yang dapat kita ambil :
Kita harus belajar dari air. Karena
air itu tetap mempertahankan sifat jernihnya.
0 komentar:
Posting Komentar