Apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah wujud dari perjalanan menuju akhirat. Tentunya kita ingin hidup kita dapat menghantarkan kita menuju ke surga. Tiada perjalanan yang lebih nikmat lagi indah melebihi perjalanan menuju surga.
Jika dalam perjalanan
menuju surga ia merasakan perjalanan yang berat, berarti ada something wrong.
Sebabnya adalah karena beban-beban lumuran
dosa dan penyakit jiwa. Yang bisa nmengambil dosa dan penyakit-penyakit jiwa
adalah kita sendiri. Kita semua mendedikasikan hidup ini sebagai perjalanan
menuju surga.
Orang kalo sakit
kepala yang sakit adalah kepalanya, ketika dia mengeluh, yang mengeluh adalah
mulutnya. Mulut mengeluh karena ada yang nyuruh yaitu hati/jiwa. Berarti yang
sakit apanya? JIWANYA. Sebab kalo orang yang jiwanya sehat ketika dia merasa
sakit kepala maka jiwanya gak akan merasa sakit.
Banyak orang-orang
yang hidupnya dibebani dengan dosa, maka waktu yang diberikan oleh Allah untuk
perjalanan menuju surga tidak termanfaatkan. Jika memaksakan diri jalan terus
ke surga maka akan terus merasa berat.
Salah satu cara untuk
mengurangi beban dosa adalah sholat. Apa yang kita rasakan saat bermakmum di
belakang imam yang bacaan sholatnya panjang? Jika kita merasa tidak senang maka
ada dua kemungkinan.
1.
Banyak penyakit jiwa
2. Punggung
kita masih dibebani dosa
Bagian dari memusabahi
diri kita
-
Apakah lambaian tangan ma’syiat &
dosa masih menjadi lambaian yang menarik? Jika memandang kemaksiatan sebagai
sesuatu yang menarik. Allah menciptakan manusia dengan software agar manusia
menyukai kebaikan. Jika jiwa menykai dosa berarti jiwanya sudah eror, maka
harus di install ulang.
-
Apakah kita masih terpana malihat gemerlapnya
symbol-simbol kesenangan dunia? Kalo Ya maka inilah juga yang menyebabkan
perjalanan menuju surga terasa berat. Mobil mewah, motor mewah hanyalah symbol
kesenangan dunia.
-
Apakah kita masih terpana melihat wajah diri
kita di balik cermin? Merasa cantik? Atau merutuki dirinya, wajah saya ko jelek
gak kayak si fulanah.
-
Apakah kita masih tertarik dengan tayangan
(tayangan bola) seperti ini?
-
Apa yang kita rasakan saat kita dituding dan
dihina? Kalo jengkel berarti ini juga jadi penyebab letihnya perjalanan menuju surga.
Boleh jengkel asalkan kejengkelan tersebut dapat menjadikan kita menjadi orang
yang sangat baik kepadanya. Pengen marah? Silahkan asalkan marahnya sambil
senyum.
Kebencian terhadap sesame, kebencian atas nama apapun. Allah
menghadirkan orang-orang yang tidak baik agar kita menjadi orang yang lebih
baik. Sebenarnya orang jelek, salah, jahat, itu ada TAPI orang yang jelek untuk saya, salah untuk saya, jahat kepada
saya itu TIDAK ADA. Allah berfirman
: “tolaklah kejahatan dengan kebaikan”
Baban bernama dosa dan
penyakit hati dan jiwa itu harus dibuang. Pastikan bahwa langkah kita menuju
Allah benar-benar tanpa beban dosa dan penyakit hati.
Mengambil ibrah dari
kisa KAUM NABI NUH, Q.S Al-Ankabut ayat 14. Selama 950 tahun nabi Nuh berdakwah
di kaumnya, pengikutnya sedikit. Allah menimpakan kepada mereka Athuufaanu
(hujan lebat yang disertai badai).
Siapa saja yang
menjadikan kesempatan hidup di dunia untuk maksyiat maka akan menjadi sumber
malapetaka tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Taat akan menjadi
sumber kebaikan dan keselamatan. KITA TERMASUK YANG MANA, YANG MAKSYIAT ATAU
YANG TAAT?
Kita sepertinya masih
tergolong orang yang belum istiqomah. Terkadang pake kendaraan maksyiat dan
kadang pake kendaraan taat. Sesungguhnya orang tidak mungkin mengendarai 2
kendaraan dalam waktu yang bersamaan. Maksyiat dan taat itu kendaraan yang
berbeda jurusan. Kalo orang yang udah kadung berbuat maksiat, dia gak bisa
langsung taat tapi ia harus kembali dulu ke titik nol. Hidup ini MEMILIH. Agar
sholat kita menjadi perahu yang menyelamatkan diri kita, kita perhatikan sholat-sholat
kita selama ini. Shalat adalah tawajjuh kita kepada Allah swt. Apa yang kita
rasakan saat mendengar adzan? Tenang, bahagia, susah, gelisah, biasa-biasa aja?
Ada gak orang yang denger adzan kemudian merasa gelisah? Yang terjadi di dalam
diri kita itu lebih penting daripada yang terjadi diluar diri kita.
Sesungguhnya perasaan yang mendominasi saat kita mendengar adzan adalah
gelisah.
Pernahkah kita merasa
dalam satu waktu diantara dua waktu sholat kita merasa “BERSIH” dari dosa?
Adzan itu yang manggil Allah, merasa gelisah dipanggil untuk menghadap Allah
dalam keadaan berdosa.
Untuk merasa diri kita
mengaku bahwa salahnya itu tidak sedikit itu memang susah. Penting bagi kita
untuk mengupas diri dengan metode seperti mengupas bawang. Kalo seandainya orang
benar benar mengupas dosa hingga berlapis-lapis maka ia akan menangis. Hati
manusia ibarat bawang, ada 4 lapis yang harus di kupas yaitu:
1.
Hubbul maksyiah (suka pada maksyiat)
2. Hubbud
dunya (cinta dunia)
3. Hubbul
Madhoyi’ (menyukai sesuatu yang sia-sia, sesuatu yang
akan hilang)
4. Hubbun
Nafsi (cinta pada diri sendiri, tidak lagi mengingat Allah)
Syarat-syarat sholat dapat
menghilangkan kegelisahan atas dosa-dosa yang kita lakukan.
Cinta dunia
menyebabkan orang menyimpan dosa di dalam hatinya, menjadikan dosa tidak
Nampak.
Islam mengajarkan
kepada kita, akidah, fikih, dan akhlak. Kalo semuanya baik maka tidak akan ada
yang memusuhi.
Amal kita sesungguhnya
adalah amal baik, tidak ada kebaikan yang kita harapkan kecuali kebaikan
akhirat. QS Fushilat 30.
0 komentar:
Posting Komentar